Cantik Tak Selamanya Menggairahkan

Melihat perempuan cantik memang menggairahkan. Tak ingin pemandangan itu melesat dan hilang begitu saja, seolah kita ingin tetap memandangnya hingga waktu tak terbatas. Siapapun lelaki tua maupun muda jika melihat perempuan cantik, pasti ingin selalu memandangnya. Bahkan cenderung lengah terhadap apa yang sedang ia lakukan, sehingga tidak jarang orang kesandung batu dan jatuh gara-gara melihat perempuan cantik yang ditemuinya.

Tetangga saya yang sudah cukup berumur pernah cerita, ketika sedang naik sepeda motor pulang kerja di daerah Margonda Depok, terpeleset dan jatuh sendiri akibat melirik perempuan cantik yang sedang berdiri di trotoar. Orang-orang yang melihat justru mentertawakannya karena diketahui kecelakaan tunggal itu tidak ada sebab-sebab krusial yang mencelakakannya seperti jalanan yang licin atau hambatan lain. Itu murni kecelakaan tunggal karena lengah melihat perempuan cantik. Wajar atau tidak?

Itu manusiawi. Bahkan kalau ketemu perempuan cantik, ada keinginan kita sapa dan berkenalan, selanjutnya menjadi teman ngobrol apa saja setiap saat setiap waktu. Bahkan kita ingin selalu dekat di sampingnya, kemudian mendekapnya dalam arti yang positif.

Tetapi si cantik belum tentu mau, dan kita sendiri tidak selalu punya nyali untuk mendekatinya. Ya, minder ketika berhadapan dengan perempuan cantik. Padahal dia juga manusia biasa yang memiliki kelemahan, sama seperti orang lain termasuk diri sendiri. Tetapi dia memiliki kelebihan yang luar biasa, yang jarang dimiliki oleh perempuan lain.

Tuhan telah memberinya kecantikan pada wajahnya sehingga lawan jenis mengaguminya. Bahkan di antara perempuan-perempuan lain juga mengagumi kecantikannya. Tetapi perlu diingat. Kecantikan wajah bukanlah ukuran kecantikan yang sebenarnya. Sudah pasti anda tahu jawabannya. Cantik itu tidak selamanya menggairahkan.
0 Responses